ceritasinopsis.blogspot.com | Dharma (ibu Ashoka) mendatangi istana, prajurit yang berjaga disana menghentikan langkahnya “Tolong katakan pada Acharaya kalau aku ingin bertemu dengannya” Dharma teringat ketika Raja Bindu mengatakan padanya bahwa dia akan menjadikannya sebagai Ratu dan tempatnya adalah disampingnya diistana, bagaimana ketika Raja Bindu berjanji akan kembali padanya, Dharma juga teringat ketika ayahnya tewas dibunuh oleh Khurasan “Raja Bindu memintaku untuk membunuhmu !” ujar Khurasan, ingatan itupun memudar ketika Radhagupt (murid Acharaya) menemuinya “Biarkan dia masuk !” Dharma segera diantara menemui Acharaya
“Siapa kamu ?” Acharaya tidak mengenali Dharma yang saat itu menutupi wajahnya “Aku adalah Subhadrangi, dimana anakku ?” tanpa berkata kata Acharaya yang saat itu sedang berada dikamar Raja Bindu menggeserkan tubuhnya, sehingga Dharma bisa melihat Raja Bindu yang sedang terbaring sakit ditempat tidurnya tidak sadarkan diri, Dharma terkejut melihatnya. Dharma teringat kenangan indah bersama Raja Bindu, Dharma menangis melihat kondisi suaminya, lagu tum hi to mere ho pun mulai terdengar merdu, Dharma mendekati suaminya dan duduk disampingnya, disentuhnya dahi sang Raja, rupanya badan Raja Bindu demam “Kami telah memberikannya obat” ujar sang tabib yang menemani sang Raja “Tapi obat itu tidak akan bekerja, kita harus melakukan sesuatu, kalau tidak semua racun akan menyebar diseluruh tubuhnya” ujar Dharma panik “Aku percaya dengan Dharma, kamu pergi saja dari sini !” Acharaya menyuruh tabib itu pergi “Dharma, aku tahu kamu sangat mencintai Raja Bindu, sekarang dia dalam keadaaan sekarat tapi kamu tidak meninggalkannya”
“Aku datang kesini hanya untuk anakku, 14 tahun yang lalu beliau berjanji akan kembali padaku tapi kemudian beliau mengirimkan seseorang untuk membunuh aku dan anakku” Dharma sedih “Itu tidak benar, Dharma !”, “Aku datang kesini hanya untuk anakku” tiba tiba Raja Bindu meracau memanggil nama Dharma dalam keadaan tidak sadar, Dharma terkejut, lagu tum hi to mere ho pun mulai terdengar lagi “Dia tidak bertemu dengan dirimu selama kurang lebih 14 tahun tapi dalam keadaan kritis dia tetap memanggil namamu, lihat cintanya padamu, apakah kamu kira dia akan membunuh kamu dan anakmu ? Hanya kamu yang bisa menyelamatkannya, Dharma” Acharaya memberikan penjelasan ke Dharma
“Ini tidak mungkin !” Dharma menolak penjelasan Acharaya “Kita harus menyelamatkan dia dari Magdha”, “Baiklah, aku mempunyai sebuah syarat, jika sampai aku tidak bertemu dengan Ashoka dalam keadaan selamat, aku tidak akan mengobatinya”, “Kamu tidak usah khawatir tentang Ashoka, dia baik baik saja” Dharma menatap Raja Bindu sedih.
Dharma melihat Raja Bindusara yang tengah kritis. Ia teringat akan janji Raja Bindusara yang akan menjemputnya. Dharma terlihat sedih. Kemudian ia mendekati sang Raja dan memeriksanya. Setelah memeriksa Raja, Dharma mengatakan pada tabib bahwa obat yang diberikan kepada Raja tidak akan membuatnya menjadi lebih baik. Tabib membantah perkataan Dharma, ia mengatakan bahwa dirinya sudah berpengalaman jadi tidak mungkin salah beri obat. Chanakya mempercayakan Dharma untuk merawat Raja, hal itu membuat si tabib kesal. Raja Bindusara mengigau, ia menyebut nama Dharma berkali-kali. Dharma terpaku membisu. Chanakya mengatakan bahwa meski sudah bertahun-tahun berpisah, Raja masih mengingatmu dan bla bla bla. Dharma marah dengan mengatakan bahwa Raja telah berjanji padanya untuk menjemputnya setelah melaksanakan kewajibannya sebagai Raja, namun sekian lama menunggu ia malah didatangi pembunuh kiriman Raja (yang dimaksud adalah Mir Khorasan). Chanakya tidak percaya akan hal itu, ia tidak percaya bahwa Raja telah melakukannya. Kemudian Dharma mengatakan tujuannya datang ke kerajaan Magadh adalah untuk melindungi Ashoka. Chanakya mengatakan pada Dharma bahwa Raja harus selamat dan dialah yang harus merawatnya, Dharma memberi syarat, jika Ashoka selamat maka ia bersedia merawat Raja. Chanakya setuju.
Baca juga Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat :
Baca juga : Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat
“Siapa kamu ?” Acharaya tidak mengenali Dharma yang saat itu menutupi wajahnya “Aku adalah Subhadrangi, dimana anakku ?” tanpa berkata kata Acharaya yang saat itu sedang berada dikamar Raja Bindu menggeserkan tubuhnya, sehingga Dharma bisa melihat Raja Bindu yang sedang terbaring sakit ditempat tidurnya tidak sadarkan diri, Dharma terkejut melihatnya. Dharma teringat kenangan indah bersama Raja Bindu, Dharma menangis melihat kondisi suaminya, lagu tum hi to mere ho pun mulai terdengar merdu, Dharma mendekati suaminya dan duduk disampingnya, disentuhnya dahi sang Raja, rupanya badan Raja Bindu demam “Kami telah memberikannya obat” ujar sang tabib yang menemani sang Raja “Tapi obat itu tidak akan bekerja, kita harus melakukan sesuatu, kalau tidak semua racun akan menyebar diseluruh tubuhnya” ujar Dharma panik “Aku percaya dengan Dharma, kamu pergi saja dari sini !” Acharaya menyuruh tabib itu pergi “Dharma, aku tahu kamu sangat mencintai Raja Bindu, sekarang dia dalam keadaaan sekarat tapi kamu tidak meninggalkannya”
“Aku datang kesini hanya untuk anakku, 14 tahun yang lalu beliau berjanji akan kembali padaku tapi kemudian beliau mengirimkan seseorang untuk membunuh aku dan anakku” Dharma sedih “Itu tidak benar, Dharma !”, “Aku datang kesini hanya untuk anakku” tiba tiba Raja Bindu meracau memanggil nama Dharma dalam keadaan tidak sadar, Dharma terkejut, lagu tum hi to mere ho pun mulai terdengar lagi “Dia tidak bertemu dengan dirimu selama kurang lebih 14 tahun tapi dalam keadaan kritis dia tetap memanggil namamu, lihat cintanya padamu, apakah kamu kira dia akan membunuh kamu dan anakmu ? Hanya kamu yang bisa menyelamatkannya, Dharma” Acharaya memberikan penjelasan ke Dharma
“Ini tidak mungkin !” Dharma menolak penjelasan Acharaya “Kita harus menyelamatkan dia dari Magdha”, “Baiklah, aku mempunyai sebuah syarat, jika sampai aku tidak bertemu dengan Ashoka dalam keadaan selamat, aku tidak akan mengobatinya”, “Kamu tidak usah khawatir tentang Ashoka, dia baik baik saja” Dharma menatap Raja Bindu sedih.
Dharma melihat Raja Bindusara yang tengah kritis. Ia teringat akan janji Raja Bindusara yang akan menjemputnya. Dharma terlihat sedih. Kemudian ia mendekati sang Raja dan memeriksanya. Setelah memeriksa Raja, Dharma mengatakan pada tabib bahwa obat yang diberikan kepada Raja tidak akan membuatnya menjadi lebih baik. Tabib membantah perkataan Dharma, ia mengatakan bahwa dirinya sudah berpengalaman jadi tidak mungkin salah beri obat. Chanakya mempercayakan Dharma untuk merawat Raja, hal itu membuat si tabib kesal. Raja Bindusara mengigau, ia menyebut nama Dharma berkali-kali. Dharma terpaku membisu. Chanakya mengatakan bahwa meski sudah bertahun-tahun berpisah, Raja masih mengingatmu dan bla bla bla. Dharma marah dengan mengatakan bahwa Raja telah berjanji padanya untuk menjemputnya setelah melaksanakan kewajibannya sebagai Raja, namun sekian lama menunggu ia malah didatangi pembunuh kiriman Raja (yang dimaksud adalah Mir Khorasan). Chanakya tidak percaya akan hal itu, ia tidak percaya bahwa Raja telah melakukannya. Kemudian Dharma mengatakan tujuannya datang ke kerajaan Magadh adalah untuk melindungi Ashoka. Chanakya mengatakan pada Dharma bahwa Raja harus selamat dan dialah yang harus merawatnya, Dharma memberi syarat, jika Ashoka selamat maka ia bersedia merawat Raja. Chanakya setuju.
Baca juga Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat :
Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat Episode 1
Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat Episode 2
Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat Episode 3
Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat Episode 9
Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat Episode10
Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat Episode11
Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat Episode15
Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat Episode17
Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat Episode18
Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat Episode19
Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat Episode23
Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat Episode24
Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat Episode25
Baca juga : Sinopsis Lengkap Ashoka Samrat
ConversionConversion EmoticonEmoticon