ceritasinopsis.blogspot.com | Anant telah sampai di bandara. Dia menyentuh kaki kakeknya memberi salam. Kakek memberikan pesan kebaikan padanya. Kakek menyuruh anant belajar dengan baik, itulah alasan anant dikuliahkan. Kakek pun masuk ke bandara. Yang akan berangkat bukanlah anant tetapi kakeknya. "Anant katakan pada bibimu aku akan pulang sore ini" kata kakek sambil melambaikan tangannya.
Rama memanas manasi mohan akan perbedaan perlakuan di rumah. Apapun yang dilakukan Anant, ia selalu mendapat perlakuan baik. Tetapi sebaliknya jika mohan melakukan kesalahan kecil pasti diomeli. Mohan mengatakan bahwa anant masih remaja, wajar jika diperlakukan begitu. Remaja memang selalu membuat kesalahan. Tapi Rama tetap tak mau mengerti dan tetap mengompori mohan. Mohan tetap tak terpengaruh.
Navya sering melihat ke pintu kelas, menunggu siapa tahu anant masuk.
Terlalu gelisah membuat navya tak sadar anant sudah ada di kelas dan duduk tepat di sampingnya. Navya grogi. Anant fokus mencatat mata kuliah. "Kenapa dia duduk di dekatku, jantungku berdetak cepat, bisa bisa dia mendengarnya, haruskah kutanyakan bagaimana lukanya" pikir navya. Navya memandangi luka anant. Anant menoleh ke navya dan tersenyum bilang hi. Navya menunduk malu.
Navya memutuskan untuk memberikan paket dari sonia setelah kuliah. Kuliah sudah usai, navya membereskan bukunya. Disaat ia ingin memberikan paket itu, anant sudah keluar.
Hari hujan. Navya berteduh di halte. Ia melihat anant kehujanan. Anant sedang menghentikan angkot. Tetapi angkot tak berhenti. angkotnya penuh. Navya memanggil anant. Tapi suaranya tak kedengaran kalah oleh suara hujan. Navya berlari menghampiri anant dan mengajak anant berteduh di halte. Navya memberikan paket sonia ke anant. Anant keliatan tak berminat dengan paket itu. Masih di pegangan navya paket itu Sebuah angkot lewat, anant mengajak navya ikut naik angkot bersamanya. Ia akan mengantar navya ke rumah dulu. Navya pun mau. Hujan yang lebat membuat air masuk ke angkot melalui jendela di samping anant yang terbuka. Sedangkan di samping navya jendelanya tertutup. Supir menyuruh anant untuk lebih mendekat ke navya agar anant tak tambah basah. Anant ragu. Navya tak enak dan menyuruh anant duduk merapat dengannya.
Mereka berdua terlihat canggung dan hanya diam diaman. Selendang navya tertiup angin menimpa wajah anant. Anant tersenyum. Navya pun malu.
Anant langsung pulang setelah mengantar navya di depan rumahnya. navya lupa memberikan paket sonia. Tapi angkot sudah jauh. Navya masuk ke rumah dan menyimpan paket di atas meja makan. Navya ke kamar mengganti pakaian. Nenek navya penasaran dengan paket yang di atas meja. Saat nenek akan membukanya, navya keluar dari kamar dan menjerit memanggil neneknya. Nenek terkejut dan terjatuhlah isi paket itu. Isinya adalah kepingan cd yang cukup banyak. Navya memungutinya. Nenek mengomeli navya yang membawa barang tak berguna. Navya bilang itu bukan miliknya.
Bel pintu berbunyi. "Itu pasti Harsh. Pergi dan lihatlah. Sejak ia kembali, ia tidak tinggal disini sekalipun" kata nenek memerintah navya. Navya pun pergi membuka pintu. Ketika membuka pintu, navya terkejut, ternyata anant yang datang.
Rama memanas manasi mohan akan perbedaan perlakuan di rumah. Apapun yang dilakukan Anant, ia selalu mendapat perlakuan baik. Tetapi sebaliknya jika mohan melakukan kesalahan kecil pasti diomeli. Mohan mengatakan bahwa anant masih remaja, wajar jika diperlakukan begitu. Remaja memang selalu membuat kesalahan. Tapi Rama tetap tak mau mengerti dan tetap mengompori mohan. Mohan tetap tak terpengaruh.
Navya sering melihat ke pintu kelas, menunggu siapa tahu anant masuk.
Terlalu gelisah membuat navya tak sadar anant sudah ada di kelas dan duduk tepat di sampingnya. Navya grogi. Anant fokus mencatat mata kuliah. "Kenapa dia duduk di dekatku, jantungku berdetak cepat, bisa bisa dia mendengarnya, haruskah kutanyakan bagaimana lukanya" pikir navya. Navya memandangi luka anant. Anant menoleh ke navya dan tersenyum bilang hi. Navya menunduk malu.
Navya memutuskan untuk memberikan paket dari sonia setelah kuliah. Kuliah sudah usai, navya membereskan bukunya. Disaat ia ingin memberikan paket itu, anant sudah keluar.
Hari hujan. Navya berteduh di halte. Ia melihat anant kehujanan. Anant sedang menghentikan angkot. Tetapi angkot tak berhenti. angkotnya penuh. Navya memanggil anant. Tapi suaranya tak kedengaran kalah oleh suara hujan. Navya berlari menghampiri anant dan mengajak anant berteduh di halte. Navya memberikan paket sonia ke anant. Anant keliatan tak berminat dengan paket itu. Masih di pegangan navya paket itu Sebuah angkot lewat, anant mengajak navya ikut naik angkot bersamanya. Ia akan mengantar navya ke rumah dulu. Navya pun mau. Hujan yang lebat membuat air masuk ke angkot melalui jendela di samping anant yang terbuka. Sedangkan di samping navya jendelanya tertutup. Supir menyuruh anant untuk lebih mendekat ke navya agar anant tak tambah basah. Anant ragu. Navya tak enak dan menyuruh anant duduk merapat dengannya.
Mereka berdua terlihat canggung dan hanya diam diaman. Selendang navya tertiup angin menimpa wajah anant. Anant tersenyum. Navya pun malu.
Anant langsung pulang setelah mengantar navya di depan rumahnya. navya lupa memberikan paket sonia. Tapi angkot sudah jauh. Navya masuk ke rumah dan menyimpan paket di atas meja makan. Navya ke kamar mengganti pakaian. Nenek navya penasaran dengan paket yang di atas meja. Saat nenek akan membukanya, navya keluar dari kamar dan menjerit memanggil neneknya. Nenek terkejut dan terjatuhlah isi paket itu. Isinya adalah kepingan cd yang cukup banyak. Navya memungutinya. Nenek mengomeli navya yang membawa barang tak berguna. Navya bilang itu bukan miliknya.
Bel pintu berbunyi. "Itu pasti Harsh. Pergi dan lihatlah. Sejak ia kembali, ia tidak tinggal disini sekalipun" kata nenek memerintah navya. Navya pun pergi membuka pintu. Ketika membuka pintu, navya terkejut, ternyata anant yang datang.
ConversionConversion EmoticonEmoticon