ceritasinopsis.blogspot.com | Ponsel navya berdering.tapi navya tak dapat mengambilnya. Rambut navya masih tersangkut di kancing baju anant. Ritika masuk kembali ke dalam mobil mengambil ponsel navya dan mengatakan ke navya bahwa ibunya yang menelpon. Ritika keluar mobil dan mengangkat telpon. Ibu navya menanyakan dimana navya berada. Ritika bilang kalau navya sedang di mobil..... Sonia masuk ke mobil dan melepaskan rambut navya dari baju anant. Dengan juteknya dia berkata kepada navya " sepertinya kau perlu bantuan". Rambut navya pun lepas karena kancing baju anant juga lepas ditarik oleh sonia. Navya buru buru turun dan mengambil ponselnya dari tangan ritika. Ibu navya benar benar ingin tahu apa yang dilakukan navya. Di mobil siapa navya berada. Ketika navya bilang itu mobil teman ritika, ibunya langsung menebak itu mobil ranvir. Ibunya tak ingin navya pergi malam dengan laki laki. Navya mengiyakan, tetapi dia tidak pergi berdua, tetapi pergi dengan teman yang lain juga untuk makan es krim. Ibu navya tetap kesal dan menyuruh navya pulang dan mengancam navya akan membangunkan ayahnya.
Tanpa bertanya ke anant, Sonia memesankan dua es krim coklat ke penjual. Dengan wajah kesal anant meralatnya satu coklat dan satu vanila pakai cone. Anant dan sonia duduk sambil menikmati es krim. Sementara navya berbicara dengan appy dekat pintu masuk cafe. Navya mau pulang karena takut ayahnya akan tahu. Sesekali anant menoleh ke arah mereka. Sonia menyuruh anant mencoba es krim coklatnya, tapi anant tidak mau karena anant tidak suka rasa itu. Akhirnya sonia meminta ijin ke anant untuk merasa es krim vanilanya. Anant menyodorkan es krimnya ke mulut sonia. Appy menoleh ke arah mereka. "sonia makan es krim bekas anant", kata appy. Sonia tersenyum melihat appy yang kesal. "Jangan perdulikan itu, ibuku akan marah, ayo kita pulang", kata navya.
Appy setuju akan pulang. Mereka keluar, tetapi ranvir dan ritika tidak tahu ada dimana.
Di rumah, ibu anant sedang bimbang menunggu anant pulang. Si nenek heran melihat tingkah ibu anant yang aneh sedari tadi melihat jam terus sehingga pekerjaan merangkai bunganya tidak selesai. Ayah anant menyuruh ibu melihat anant apakah anant sudah tidur atau belum. Ayahnya ingin anant melakukan suatu pekerjaan. Ibu anant bingung dan tak bisa berbohong. Si ayah marah karena di jam semalam itu anant pergi keluar bersama temannya sedangkan ibunya tahu hal itu. Mohan datang dan mau menggantikan anant membantu ayahnya. "Kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi jika anak tak berguna itu pulang" kata si ayah. Ibu anant sedih, matanya berkaca-kaca.
Ritika ranvir kembali ke cafe. Appy masuk ke cafe dan memohon ke anant untuk mengantarnya pulang atau navya akan tidak akan pernah diijinkan keluar lagi jika terlambat pulang ke rumahnya. Anant setuju, sonia kesal dan menyuruh anant menghabiskan dulu es krimnya. Anant hanya menjawab dia telah memakan itu.
Sonia berusaha menghalangi anant. Ia membujuk anant agar bersenang dulu di cafe 5 menit lagi. 5 menit terlambat tidak akan masalah. "5 atau 10 menit terlambat, tetap saja namanya terlambat" kata anant.
Mereka masuk ke mobil. Posisi duduk sama saat mereka pergi. Melihat wajah navya yang cemas dari kaca mobil, anant mempercepat mobilnya. Sonia menyuruh anant untuk pelan, terlalu laju akan membuat mereka terluka.
Navya membenarkan kata sonia dan meminta anant memperlambat mobil. Anant menurut dan menyetir dengan santai. Namun sonia mulai bertingkah. Ia menyetel musik dan menggoyangkan tubuhnya, bahkan ia merangkul tangan anant yang sedang menyetir. Anant memarahinya pelan, tapi sonia tak perduli. Appy, ritika dan ranvir juga jengkel melihat tingkah sonia. "Kumohon sonia lepaskan tangannku" pinta anant. Sementara mobilnya mulai berjalan ke kanan ke kiri. Anant membujuk sonia dan tidak memandang ke depan. Tiba tiba ada bus dari arah depan. Ranvir berteriak "anant lihat depan". Anant spontan membanting setirnya ke kiri dan mibilnya menabrak sebuah pohon. Bagian depan mobilnya cacat dan berasap.
Mereka keluar dari mobil. Mereka baik baik saja. Ibu navya menelpon lagi. Navya bingung lagi. Appy langsung merampas ponsel navya dan menjawab telpon ibu navya. Appy berbohong kalau mereka sekarang di rumah appy dan navya sedang di kamar mandi. Mereka sibuk dengan tugas sehingga navya lupa menelpon. Ibu navya pun percaya.
"Meeta" ibu navya kaget dan menoleh ke belakang, suaminya memanggilnya. "Dengan siapa kau bertelpon di malam selarut ini?" tanyanya. Ibu navya terbata bata berbohong jika navya tidak memberi kabar kalau dia sudah sampai di rumah appy, barusan dia sudah bicara dengan navya di telpon. Ibu tidak mengatakan perihal navya yang pergi keluar bersama temannya. Ayah navya percaya.
Navya marah ke appy yang berbohong ke ibunya. Percuma berbohong suatu saat akan ketahuan juga. Anant mencoba menghidupkan mobilnya, namun tak berhasil. Sonia mengajak anant untuk meninggalkan mobilnya. Anant tak mau. Ranvir menyuruh anant untuk menelpon bengkel karena tak ada pilihan lain. Anant meminta ranvir untuk membawa yang lain pulang dengan menumpang mobil yang akan lewat, sedangkan dia tetap tinggal sampai bengkel datang setengah jam kemudian. Awalnya ranvir tak setuju, tapi mau tak mau dia melakukannya dan akan menelpon anant nanti.
Ritika dan ranvir ke tengah jalan untuk mencegat mobil yang akan lewat. Namun tak disangka yang lewat adalah mobil polisi. Dua orang polisi turun dan melihat mobil anant yang menabrak pohon. Polisi menyuruh navya dan temannya naik ke mobil untuk dibawa ke kantor polisi. Ini terkait dengan kasus kecelakaan.
Tanpa bertanya ke anant, Sonia memesankan dua es krim coklat ke penjual. Dengan wajah kesal anant meralatnya satu coklat dan satu vanila pakai cone. Anant dan sonia duduk sambil menikmati es krim. Sementara navya berbicara dengan appy dekat pintu masuk cafe. Navya mau pulang karena takut ayahnya akan tahu. Sesekali anant menoleh ke arah mereka. Sonia menyuruh anant mencoba es krim coklatnya, tapi anant tidak mau karena anant tidak suka rasa itu. Akhirnya sonia meminta ijin ke anant untuk merasa es krim vanilanya. Anant menyodorkan es krimnya ke mulut sonia. Appy menoleh ke arah mereka. "sonia makan es krim bekas anant", kata appy. Sonia tersenyum melihat appy yang kesal. "Jangan perdulikan itu, ibuku akan marah, ayo kita pulang", kata navya.
Appy setuju akan pulang. Mereka keluar, tetapi ranvir dan ritika tidak tahu ada dimana.
Di rumah, ibu anant sedang bimbang menunggu anant pulang. Si nenek heran melihat tingkah ibu anant yang aneh sedari tadi melihat jam terus sehingga pekerjaan merangkai bunganya tidak selesai. Ayah anant menyuruh ibu melihat anant apakah anant sudah tidur atau belum. Ayahnya ingin anant melakukan suatu pekerjaan. Ibu anant bingung dan tak bisa berbohong. Si ayah marah karena di jam semalam itu anant pergi keluar bersama temannya sedangkan ibunya tahu hal itu. Mohan datang dan mau menggantikan anant membantu ayahnya. "Kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi jika anak tak berguna itu pulang" kata si ayah. Ibu anant sedih, matanya berkaca-kaca.
Ritika ranvir kembali ke cafe. Appy masuk ke cafe dan memohon ke anant untuk mengantarnya pulang atau navya akan tidak akan pernah diijinkan keluar lagi jika terlambat pulang ke rumahnya. Anant setuju, sonia kesal dan menyuruh anant menghabiskan dulu es krimnya. Anant hanya menjawab dia telah memakan itu.
Sonia berusaha menghalangi anant. Ia membujuk anant agar bersenang dulu di cafe 5 menit lagi. 5 menit terlambat tidak akan masalah. "5 atau 10 menit terlambat, tetap saja namanya terlambat" kata anant.
Mereka masuk ke mobil. Posisi duduk sama saat mereka pergi. Melihat wajah navya yang cemas dari kaca mobil, anant mempercepat mobilnya. Sonia menyuruh anant untuk pelan, terlalu laju akan membuat mereka terluka.
Navya membenarkan kata sonia dan meminta anant memperlambat mobil. Anant menurut dan menyetir dengan santai. Namun sonia mulai bertingkah. Ia menyetel musik dan menggoyangkan tubuhnya, bahkan ia merangkul tangan anant yang sedang menyetir. Anant memarahinya pelan, tapi sonia tak perduli. Appy, ritika dan ranvir juga jengkel melihat tingkah sonia. "Kumohon sonia lepaskan tangannku" pinta anant. Sementara mobilnya mulai berjalan ke kanan ke kiri. Anant membujuk sonia dan tidak memandang ke depan. Tiba tiba ada bus dari arah depan. Ranvir berteriak "anant lihat depan". Anant spontan membanting setirnya ke kiri dan mibilnya menabrak sebuah pohon. Bagian depan mobilnya cacat dan berasap.
Mereka keluar dari mobil. Mereka baik baik saja. Ibu navya menelpon lagi. Navya bingung lagi. Appy langsung merampas ponsel navya dan menjawab telpon ibu navya. Appy berbohong kalau mereka sekarang di rumah appy dan navya sedang di kamar mandi. Mereka sibuk dengan tugas sehingga navya lupa menelpon. Ibu navya pun percaya.
"Meeta" ibu navya kaget dan menoleh ke belakang, suaminya memanggilnya. "Dengan siapa kau bertelpon di malam selarut ini?" tanyanya. Ibu navya terbata bata berbohong jika navya tidak memberi kabar kalau dia sudah sampai di rumah appy, barusan dia sudah bicara dengan navya di telpon. Ibu tidak mengatakan perihal navya yang pergi keluar bersama temannya. Ayah navya percaya.
Navya marah ke appy yang berbohong ke ibunya. Percuma berbohong suatu saat akan ketahuan juga. Anant mencoba menghidupkan mobilnya, namun tak berhasil. Sonia mengajak anant untuk meninggalkan mobilnya. Anant tak mau. Ranvir menyuruh anant untuk menelpon bengkel karena tak ada pilihan lain. Anant meminta ranvir untuk membawa yang lain pulang dengan menumpang mobil yang akan lewat, sedangkan dia tetap tinggal sampai bengkel datang setengah jam kemudian. Awalnya ranvir tak setuju, tapi mau tak mau dia melakukannya dan akan menelpon anant nanti.
Ritika dan ranvir ke tengah jalan untuk mencegat mobil yang akan lewat. Namun tak disangka yang lewat adalah mobil polisi. Dua orang polisi turun dan melihat mobil anant yang menabrak pohon. Polisi menyuruh navya dan temannya naik ke mobil untuk dibawa ke kantor polisi. Ini terkait dengan kasus kecelakaan.
ConversionConversion EmoticonEmoticon